PERSIB #LAWANKEMUSTAHILAN

Kurnia Meiga akan menjaga gawang Arema dengan sepenuh cinta dan kasih pada semifinal hari Selasa nanti melawan Persib. Loh, kok bisa? Bukannya jika merunut pada regulasi harusnya beliau terkena larangan tampil karena akumulasi kartu? Ya bisaaa donk. Kenapa? Karena only God can stop them. Yang bisa menghentikan Meiga, Beto, Locco dkk seperti yang sering mereka klaim hanyalah Tuhan. Bukan regulasi FIFA, apalagi hanya regulasi PSSI. Sampai di titik ini akhirnya kalian paham kan kenapa pelanggaran Meiga terhadap Osas pada menit-menit awal hanya membuahkan sepak pojok? Atau, kungfu ala Victor Igbonefo kepada Esteban Vizcarra yang jelas jelas tekel bersih, bersih mengenai kaki Vizcarra maksudnya, tidak juga dianggap sebagai pelanggaran? Kenapa, jawabannya adalah karena only God can stop them. Hanya Tuhan yang bisa menghentikan Arema, bukan peluit wasit. Titik.
Nah, sebagai orang yang pendidikan agamanya kuat (FYI: saya lulus mentoring pendidikan agama di Unpad Jatinangor ketika awal-awal ospek dulu), saya mengajak bobotoh untuk berpikir positif. Janganlah kita suudzon dengan laga yang dipindah ke Palembang adalah settingan, janganlah kita berburuk sangka akan pemutihan kartu terhadap Kurnia Meiga. Loh, kalo memang ada pemutihan kartu, untuk apa atuh babak delapan besar harus memakai aturan kartu kuning? Sekalian saja jangan ada aturan akumulasi kalo ujung-ujungnya pemutihan, kan kasihan Ferdinand Sinaga yang harus sampai berkorban melakukan technical foul? Tau gitu Ferdinand main saja ngabarengkos suku batur da nanti juga di semifinal diputihkan lagi. Aduuuhh, sabar, sabar. Tenaaang bradz!
Jadi begini para sahabat sekalian, bahwasannya kita pegang saja teori Arema tentang hanya Tuhan yang mampu menghentikan mereka. Nah, poinnya jelas kan, mari kita sekarang meminta bantuan kepada Tuhan, karena hanya kepada-NYA lah Arema bisa terhenti. Mari kita sebisa-bisanya berdoa agar Kurnia Meiga cedera engkel, Beto Goncalves hamstringnya kambuh, jersey Arema tertahan di Bandara atau doa apa sajalah bebas. Intinya sih doa agar Arema kalah di semifinal. Asal jangan pernah berdoa Amanda Gonzalez menjadi jodohmu saja bung. Itu khusus doa punya saya.
Lalu, kemarin ada satu psywar yang dilakukan web official mereka. Isinya menyebutkan bahwa laga semifinal pindah ke Jakabaring karena disinyalir Persib takut harus menghadapi terror supporter yang timnya tidak lolos dan masih ngarep legendanya yang pindah gara-gara tidak digaji itu balik. Astagfirullahadzim, masa iya sih bobotoh takut sama supporter lawan, pitnah itu teh euy, ketakutan bobotoh itu bukan terhadap terror supporter lawan keleus, tapi terhadap istri dan pacar. Ancaman istri sama pacar tuh beribu kali lebih mengerikan dari ancaman komdis. Tanya Leon Jacob atau Erick Jarwo sana kalau tidak percaya. Oh iya, balik lagi ke psywar yang dilakukan web official Arema. Sejelek-jeleknya opini dan analisa mereka, se-norak apapun itu, sebagai orang yang imannya kuat dan rajin jumatan kita tidak boleh mengucapkan butut, jelek, norak, apalagi kalo sampai emosi. Awon lur, ambil wudhu lagi sana, lalu tenangkan diri kita. Anggap saja karya mereka itu keren, kecuali saat webnya down tidak bisa dibuka. Only server butut can stop u huh?
Nah, sekarang kembali ke bobotoh. Mulai sekarang, hilangkan semua pemikiran buruk tentang laga semifinal. Ketakutan akan wasit berbuat onar, ketakutan atas kekalahan, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Pada batas tertentu kita memang akan mempunyai rasa takut dan kadar itu akan selalu ada, tetapi pasti ada kadar lainnya bernama keberanian dalam dirimu bukan?
Nah! Mari kita gunakan cara kedua. Kita tanamkan saja semangat optimisime. Bagaimana caranya? Begini, bahwasannya data mengatakan Persib adalah raja turnamen. Persib boleh terseok-seok di kompetisi jika formatnya liga (kompetisi penuh), tetapi, Persib punya catatan canggih jika kompetisi itu formatnya turnamen. Kompetisi yang diakhiri dengan laga final. Silakan kroscek, semua piala Persib yang dibawa ke Bandung dihasilkan melalui partai final. Termasuk juara terakhir tahun 1995 ketika Persib mengalahkan Petrokimia Putra.
Khusus untuk Djadjang Nurdjaman, beliau selama menangani Persib mampu lolos ke final dua kali, Inter Island Cup kemarin dan Celebes Cup. Ini akan menjadi partai final ketiganya di Persib sebagai pelatih jika mampu lolos dari hadangan Arema. Hal yang menguatkan lainnya yaitu tren. Tren bahwa Persib itu justru cenderung berprestasi ketika ditangani pelatih lokal. Sejarah memihak Djanur.
Pada pertandingan level atas seperti semifinal ini, skill dan taktik menjadi nomor kesekian. Mental berbicara banyak. Dan tidak usah khawatir, Firman Utina, Supardi, Ridwan, Toni, Taufiq, Vujovic, Ferdinand sudah melakukan ribuan jam terbang dalam karir sepakbolanya. Mereka pernah memegang piala dan tahu harus berbuat apa. Firman akan menjadi orang terdepan dalam perang mental ini. Jangan lupakan juga semangat tanpa batas ala Ferdinand Sinagol dan si keras kepala yang benci kekalahan dari Balkan bernama Vladimir Vujovic. No Fear!
Terakhir, selamat mendukung Persib lewat cara dan batas kemampuan masing-masing. tidak ada yang salah dalam cara mendukung. Salut untuk semua bobotoh yang mengorbankan segalanya untuk berangkat ke Palembang. Yang tidak bisa berangkat saya yakin dalam hati kecilnya ingin berangkat, tetapi ada hal lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Kaleum lur, kekuatan doa tidak berbatas pada ruang dan waktu. Tidak ke Palembang bukan berarti tidak mendukung. Kami bersama kalian, sama-sama berjuang, berdoa dan berharap. Kita lawan semua kemustahilan ini. Hidup Persib!
#LawanKemustahilan
Penulis baru saja merampungkan kisah cintanya, berakun twitter @riphanpradipta
Abu fauzan/SIMAMAUNG.COM
Share on Google Plus

DISTRIK vikingtaiwan

<< VIKING >><< TAIWAN>>
KAMI SATU, KAMI BIRU, DIBELAHAN NEGERI CHINA | MEMBIRU DIBELAHAN NEGERI CHINA | YOUNGYEN AI PERSIB

0 komentar:

Posting Komentar